Sunday, 26 August 2012

IMAN DAN AKHLAK


Iman, Pemikiran dan Akhlaq
Tiga Unsur Pembentuk Kepribadian
Amang Syafrudin ZM
Institut Agama Islam "Al-Qudwah", Depok, Jawa Barat
"Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman, beramal sholeh, saling menasehati dengan kebenaran dan saling menasehati dengan keshabaran."
(QS. 103 al-'Ashr 1-3).
Sebuah surah pendek yang begitu akrab di telinga kita kaum muslimin ini nampak sederhana. Tetapi tidak demikian bagi Al-Imam Syafi'i, menurutnya ia adalah surah yang jika hanya surah ini satu-satunya yang diturunkan Allah bagi manusia niscaya cukup memadai. Bagaimana perbedaan pandangan yang demikian jauh ini bisa terjadi. Pada hal beliau adalah salah seorang tokoh yang memilliki pengikut cukup besar di negeri ini. Bahkan kecerdasan, keilmuan, kepribadian dan ketaqwaannya cukup diakui para 'ulama terutama di masanya. Sehingga sebahagian sejarawan Islam mengabadikannya di deretan para pembaharu ummat ini.
Surah ini pulalah yang telah dijadikan landasan para shahabat, generasi terbaik ummat ini, dalam melakukan perubahan tatanan dunia hingga terbentuknya peradaban baru. Peradaban Islam yang benar-benar mencerminkan sifat manusia yang unik. Berada di antara kemuliaan para malaikat dan bersih dari prilaku hewani. Cukup dipahami jika Al-Imam Sayid Quthb mengungkapkannya sebagai surah yang meletakkan seluruh kerangka dasar "dustur" perundangan-undangan Islami.
Surah ini memuat tiga kata singkat dan padat. Yaitu Iman, 'amal sholeh dan tawashi 'saling menasehati'dengan al-haq 'kebenaran' dan keshabaran. Tiga kata dasar pembentukan keperibadian dalam kehidupan seorang manusia sebagai syarat melepas kerugian yang siap membelenggu hidupnya. Sebagaimana dinyatakan secara tegas oleh Allah Pencipta manusia, alam dan kehidupan, dalam ayat 2. Pernyataan yang sulit diperdebatkan atau dipertanyakan obyektifitasnya. Mengingat itu keluar dari Maha Pencipta yang secara aksiomatis adalah Yang Maha Mengetahui segala permasalahan ciptaan-Nya.
Yang ingin dianalisa ulang adalah bagaimana ke tiga kata tersebut begitu esensial bagi pembentukan keperibadian dan sekaligus peradaban umat Islam sepanjang sejarahnya. Peradaban yang telah menyumbangkan seluruh karya dan perestasinya bagi kehidupan dan rahmatan bagi semesta alam. Tanpa meminta balas jasa atau pamrih terhadap dunia bagi kesejahteraan umat ahli warisnya. Sikap yang tidak dimiliki bangsa-bangsa dengan peradaban materialistik modernnya yang demikian idealis namun egois dengan "hak cipta"nya. 
Iman adalah puncak keperibadian seseorang. Ia juga merupakan lapisan terdalam keperibadian manusia yang sulit dibaca atau diusik. Kata ini merupakan hasil kristalisali dan perpaduan kecemerlangan wawasan pemikiran dan kematangan kedewasaan mental. Karena akhir sebuah pemahaman baru bermanfaat saat menjadi keyakinan dalam bentuk prinsip atau kepercayaan. Ia tersimpan dan terpelihara sebagai puncak rahasia hidup seseorang. Dan akhirnya ia menjadi dorongan dan kekuatan untuk mengambil keputusan. Disamping dapat melindungi dan menenteramkan pemiliknya dalam melakukan tindakan.
Iman secara bahasa berasal dari kata dasar a-mi-na. Yang berarti merasa aman dan tenteram. Sedangkan aa-ma-na berarti meyakini, percaya atau beriman. Jika dilihat dari kata dasarnya maka keimanan adalah sesuatu yang memberikan keamanan dan ketenangan bagi pemiliknya. Jika keimanan tidak memberikan nuansa tersebut maka telah terjadi distorsi, penyimpangan, ketidak berfungsian bahkan mungkin kesalahan total pada obyek yang diimaninya. Disinilah kita dapat memahami ma'na dibalik firman Allah "(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenang dengan mengingat Allah. Ingatlah hanya dengan dzikir (mengingat dan menyebut) Allah niscaya hati menjadi tenang". (QS. 13 Ar-Ra'd, 28). 
Ketenangan adalah puncak dan muara kebahagiaan dan kesenangan seseorang. Bahkan itulah kebahagiaan yang sesungguhnya. Kesenangan dan kebahagiaan yang tidak membawa kepada ketenangan dapat dikatakan kesenangan semu. Dengan ketenangan dan ketenteraman seseorang akan mampuh mengendalikan diri dengan baik. Di mana saat itulah kemampuhan menganti-sipasi dan menganalisa seseorang berfungsi dengan baik pula. Karena saat ia gelisah, emosi tak terkendali dan kalut maka hal yang sepele bisa menjadi rumit dan sulit. 
Oleh karena itu iman tersimpan di bagian terdalam dan terpenting tubuh manusia. Hati atau tepatnya Qalbu, yang menurut Rasulullah, shallallahu 'alai wa sallam, sebagai orbit atau muara baik-buruknya seluruh tubuh. "Ingatlah bahwa dalam tubuh itu terdapat segumpal daging. Jika ia baik maka baiklah seluruh tubuhnya dan jika rusak maka rusaklah seluruh tubuhnya. Ingatlah bahwa itulah qalbu" (Al-Hadits). 
Atau sebagai "hakim agung" dalam diri seseorang. Pengambil keputusan terakhir untuk suatu tindakan yang harus diambil dan dilaksanakan anggota tubuh. Sebagaimana Nabi besabda: "istafti qalbaka" artinya: Mintalah fatwa (nasehat, pandangan dan putusan) kepada hati nuranimu. Dengan demikian keimanan dan keyakinan menjadi ukuran dan ruh kejujuran yang menenteramkan hati seseorang.
Pemikiran adalah lapisan ke dua pembentuk kepribadian. Ia menjadi muatan akal setiap manusia. Dengan akal dan nalar manusia dapat berpikir secara dinamis untuk menghasilkan suatu rumusan yang bernama pemikiran. Pemikiran adalah anugerah Pencipta manusia yang sangat berharga. Dengan pemikiran manusia dapat berinisiatif, berkreasi, berinovasi dan berkarya secara baik, efektif dan efisien. Dalam konteks individual pemikiran ini dapat memformulasikan maket kepribadian. Sedangkan dalam konteks ummat atau sosio kultural manusia dapat memetakan tatanan peradaban. 
Di sini pemikiran cukup menentukan dalam menata kembali masa depan keperibadian seseorang dan merekayasa ulang peradaban suatu bangsa. Bangsa yang tidak mewariskan pemikiran kepada generasinya, akan kehilangan masa depannya sekalipun saat ini hidup dalam peradaban yang modern dan maju. Sebaliknya bangsa yang mewariskan dan memelihara pemikirannya dari generasi ke generasi akan tetap eksis dan memiliki peluang besar membangun kembali peradabannya. 
Iman yang tumbuh baik dan hidup dinamis adalah iman yang melahirkan kekuatan berpikir untuk menghasilkan pemikiran, 'irodah' atau keinginan dan tekad untuk melakukan sesuatu. Yang seluruhnya diformulasikan dalam istilah niat. Niat dalam pandangan para 'ulama menempati sepertiga kehidupan manusia. Karena hati manusia adalah satu dari tiga bagian dan unsur primer manusia di samping akal untuk berpikir dan pisik untuk bertindak. Disinilah nilai interaktif dan interdependen antara ke tiga unsur tersebut. 
Dengan demikian niat dapat menjadi ujung tombak keimanan. Ia dapat mengarahkan dan menata sebuah orientasi kerja dan perilaku. Oleh karena itu untuk mengetahui seberapa tinggi keimanan yang dipusatkan pada niat seseorang adalah kata ke dua yaitu "amal sholeh".
Amal sholeh adalah prinsip dasar methodologi pemikiran dalam Islam. Sebuah pemikiran yang tidak berlandaskan hasil karya adalah tercela menurut syari'. Demikian para 'ulama Islam menggariskan paradigma methodologi pemikirannya seperti Al-Imam Asy-Syathibi. Prinsip ini diilhami ayat di atas. Ayat yang menginspirasikan dan sekaligus meminta pertanggungan jawab atas pemikiran dan keyakinan seseorang. 
'Amal sholeh juga menempati posisi cukup strategis dalam membentuk keperibadian. Bahkan ialah pembentuk konstruksi bangunan akhlaq dan perilaku yang merupakan lapisan terluar keperibadiannya. Lapisan terluar ini mengesankan ma'na dan nilai pemikiran dan keyakinan seseorang manakala orang lain bersinggungan dengannya.
Amal sholeh secara bahasa berarti kerja yang baik, laik, sesuai, benar, damai, serasi dan segala yang bernuansakan ma'na kebaikan dan kemashlahatan. Pilihan kata ini amatlah tepat dan mencerminkan miracle atau kemu'jizatan al-Qur'an. Ukuran kebenaran dan kebaikan yang dimaksud tentu saja menurut seluruh penilai baik kalangan manusia atau makhluq lain seperti malaikat dan alam semesta.
Kebaikan tersebut pada akhirnya memerlukan standar penilaian baku yang disepakati bersama. Inilah persoalan mendasar terjadinya perselisihan, perbedaan pandangan dan sikap dalam kehidupan manusia. Jika kebaikan dan kebenaran ini diserahkan kepada manusia maka tidak akan terjadi titik temu.
Disinilah Allah menurunkan ajaran dan konsep hidup bagi manusia. Bahkan untuk seluruh makhluk-Nya sehingga mereka tunduk dan patuh dengan peraturan-Nya. " Maka apakah mereka mencari agama selain agama Allah. Padahal kepada-Nya-lah menyerahkan diri segala apa yang di langit dan di bumi, baik dengan suka maupun terpaksa, dan hanya kepada Allah-lah mereka kembali". (QS. 3 Ali 'Imron 83). 
Dengan diturunkannya Islam sebagai pedoman dan jalan hidup maka titik kesepakatan nilai kebenaran akan ditemukan. Dan selanjutnya akan menjadi tali pengikat hubungan kehidupan menuju terciptanya kesejahteraan dalam peradaban manusia. Bahkan sebagaimana diisyaratkankan dalam ayat tersebut kesepakatan standar nilai ini juga diakui kalangan makhluk lain seperti malaikat yang lebih besar jumlahnya dari pada manusia dan tidak pernah maksiat sedikitpun kepada Allah (Lihat QS. 66 at-Tahriim, 6).
Dengan demikian amal sholeh yang dimaksud Islam adalah kerja yang baik dan laik menurut Allah 'Azza wa Jalla yang selanjutnya menjadi dasar pengakuan kesholihan kalangan manusia, jin dan para malaikat. Karena kebenaran itu adalah otoritas yang Maha Mengetahui. Dan dipastikan tidak ada yang maha mengetahui hakikat sesuatu selain Penciptanya. Di sini kita melihat bagaimana keimanan dituntut untuk meyakini siapa yang sebenarnya yang harus mendefinisikan dan mendimensikan kata "kebenaran" atau al-haq. Jika terjadi kekeliruan dalam keyakinan ini maka akan terjadi kekeliruan fatal dalam perbuatan, tindakan dan seluruh dimensi kehidupan. 
Perpaduan ketiga unsur utama ini menjadi sinergi keperibadian bagi kemuliaan dan keagungan seseorang dan bangsa. Sinergi ini selanjutnya menjadi dasar kekuatan dalam berbagai dimensi dan aspek kehidupannya. Oleh karena itu membangun kepribadian Islami merupakan prioritas utama dalam pembangunan setiap individu yang akan membentuk suatu bangsa dengan perdabannya. Dimulai dengan memahami dan internalisasi esensi keimanan dan pemikiran Islam yang selanjutnya diaktualisasikan dan dieksternalisasikan dalam bentuk akhlaq dan prilaku baik dalam konteks individu maupun sosial.

IMAN DAN TAQWA


 IMAN DAN TAQWA ASAS KECEMERLANGAN

Muqaddimah :
  • Masalah IMAN itu bukanlah sesuatu yang sifatnya tambahan dalam wujud ini, yang boleh kita abaikan atau kita anggap ringan atau kita tingalkan untuk dilupakan, padahal ia suatu yang ada kaitan langsung  dengan wujud manusia dan penentuan nasib hidup bagi seseorang.
  • Iman membawa manusia kepada kebahagian yang abadi atau kecelakaan, sebagaimana ia boleh membaw manusia masuk ke syurga atau ke nareka.

Takrif Iman & Taqwa :
ü  Iman : membenarkan dalam hati, membuat pengakuan dengan lidah dan beramal dengan segala anggota badan.
ü  Taqwa : patuh dengan melakukan segala perintah Allah dan menjauhi segala laranganNya

Ayat Al-Quran Yang Berkaitan Dengan Iman & Taqwa :
انما المؤمنون الذين ءا منوا با لله ورسوله ثم لم يرتابوا وجاهدوا بأموالهم وأنفسهم فى سبيل ا لله
أولئك هم الصا دقون  ( الحجرات )
“ Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu ialah mereka yang beriman kepada Allah dan RasulNya, kemudian itu mereka tidak ragu-ragu dan sentiasa berjuang dengan hara dan dirinya di jalan Allah. Itulah orang-orang yang benar( sebenar-banarnya beriman ) “           [ Al-Hujurat : ayat 15 ]
ياأيها الذين ءامنوا اتقوا ا لله وقولوا قولا سديدا * يصلح لكم أعمالكم ويغقرلكم ذنوبكم
ومن يطع ا لله ورسو له فقد فاز فوزا عظيما * ( الأ حزاب )
“ Hai orang-orang beriman bertaqwalah kamu kepada Allah dan katalah perkataan yang benar, nescaya Allah memperbaiki bagi kamu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Sesiapa yang mentaati Allah dan rasulNya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar “
 [ Surah Al-Ahzab : ayat 70-71 ]

Tip-tip penting Iman & Taqwa:
ü  Iman adalah nikmat yang paling besar
ü  Tidak ada kebahagian kalau tidak ketenangan, tidak ada ketenangan kalau tidak ada iman.
ü  Tidak ada taqwa kalau tidak ada iman
ü  Maksud Hadis Nabi : “ Demi Allah yang diriku dalam kekuasaanNya, kamu tidak akan masuk syurga sehingga kamu beriman, kamu tidak dianggap beriman sehingga kamu sayang menyayangi antara satu sama lain “ [ Riwayat Muslim ]
ü  أكمل المؤمين ا يمانا أحسنهم خلقا   “ Orang-orang yang beriman yang lebih sempurna imannya ialah mereka yang amat baik budi pekertinya “ [ Hadis :Riwayat At-Tirmizi ]
ü   ان اكرمكم عند ا لله أتقاكم   “ Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling taqwa di antara kamu “ [ Al-Hujurat : 13 ]
üفان خيرالزاد التقوى   “ Maka sesunggunhnya sebaik-baik bekalan adalah taqwa “[Al-Baqarah: 179 ]
üواعلموا ان ا لله مع المتقين     “ Ketahuilah bahawasanya Allah bersama dengan orang yang bertaqwa “ [ At-Taubah : 36 ]
üJadilah hamba Allah yang beriman, bertaqwa, beramal solih akan mendapat kecemrlangan dunia & akhirat.

CINTA ALLAH S.W.T.


Cinta Allah Fitrah Insan 
                                
            Hati yang hidup ialah hati yang mencintai Allah. Sesiapa yang mencintai Allah, dia mencintai Islam kerana kehidupan Islam ialah kehidupan yang ditunjuki oleh Allah. Barangsiapa mencintai kehidupan Islam maka dia mencintai kehidupan Rasulullah SAW dan para sahabat radiaLlahu anhum. Kehidupan mereka merupakan tafsiran ajaran Islam secara praktikal. Mereka merupakan lelaki-lelaki atau perempuan-perempuan sejati yang pernah dilahirkan di dunia ini. Mereka juga adalah generasi yang membangunkan dunia dengan kecintaan kepada Allah SWT dan membawa kebahagaian kepada kehidupan manusia dan alam.

Apabila kita menyebut tentang cinta Allah, ianya mestilah bertempat di hati sebab hati dicipta untuk merasai dzauqi atau kelazatan menghayatinya. Hati juga tempat makrifat, tempat iman, tempat rindu. Hati ini dikategorikan oleh Ulama Sufi kepada 4 peringkat, iaitu :

1. Hati yang lalai kepada Allah.
2. Hati yang ingat kepada Allah.
3. Hati yang asyik dengan Allah.
4. Hati yang makrifat kepada Allah.

Pada hari ini, kebanyakan ulama, para pendakwah atau orang awam memiliki hati yang berada pada tahap pertama, iaitu hati yang lalai dengan Allah SWT. Ini dapat dilihat dalam kehidupan mereka yang tidak menunjukkan mereka cinta kepada Allah, bersungguh dalam ibadah dan mujahadah serta sentiasa memelihara diri daripada perkara-perkara yang haram, syubhah dan makruh. Mereka juga tidak berhati-hati dalam perkataan, penglihatan serta pendengaran yang akibatnya hati mereka bertambah keras dan rosak.

Berapa ramai ulama yang bercakap tentang takut kepada Allah tetapi sanggup menyembunyikan kebenaran kerana takutkan manusia. Mereka juga dunukilkan oleh Allah sebagai orang yang menjual ayat-ayat Allah untuk kepentingan duniawi. Ada juga di kalangan para pendakwah yang bercakap tentang ayat-ayat Allah tetapi kadang-kala mereka “menjual” ayat-ayat Allah demi mendapatkan keuntungan, kemasyhuran, pengikut yang ramai serta pujian dari manusia lain. Mereka sebenarnya orang-orang yang mati hatinya daripada perasaan cintakan Allah. Manakala orang awam, kehidupan mereka dibelenggu oleh kesibukan mencari harta, pangkat dan mencintai kaum keluarga diatas hawa nafsu sehingga melalaikan mereka daripada Allah SWT.

Manusia wajib mencintai Allah. Ia adalah perkara fitrah kerana asal roh manusia datang dari Allah. Ketika di alam arwah, manusia telah mengaku bahawa Allah adalah tuhan mereka dan tiada yang lain dalam cintanya, zikirnya, ingatannya, pujaannya, semuanya adalah untuk Allah SWT semata-mata. Mereka sudah berilmu dan mengenal Allah dengan pengenalan yang hakiki. Apabila manusia itu lari dari fitrah dan tidak menghalakan roh dan hati mereka untuk mencintai Allah, mereka sebenarnya meronta-ronta untuk kembali kepada Allah, untuk mengenal Allah, mencintai Allah atau Rabbnya kerana itulah fitrahnya.

Namun kehidupan dunia yang hanya membawa halangan dan rintangan kepada diri seseorang untuk terbang ke hadrat Ilahi telah menyebabkannya menderita kerana mencintai dunia yang bukan fitrahnya. Ketahuilah, sesiapa yang cuba menentang fitrah dengan tidak mencintai Allah, sebaliknya mencintai dunia atau yang lain, ia akan menderita.

Ramai manusia yang mempunyai atau memiliki kekayaan tetapi sedikit yang memiliki kebahagiaan. Kebahagiaan itu hanyalah apabila roh atau hati kembali kepada Allah. Ibarat seekor ikan yang dilepaskan kembali ke lautan atau nseekor burung yang tinggal di dalam sangkar emas kemudian dibukakan sangkar hingga ia kembali mendapat kebebasan. Walaupun tinggal di dalam sangkar emas, hakikatnya burung itu tidak mendapat kebebasan. Begitu juga dengan roh. Jangan biarkan roh kamu terkurung di dalam sangkar emas (dunia dan hawa nafsu), walaupun ia kelihatan cantik tetapi ia bukan kebahagiaan hakiki.
Ramai manusia menyangka apabila mereka kembali kepada Allah, mereka akan terpenjara dan hidup terkongkong kerana dikawal oleh peraturan-peraturan Allah. Sedangkan ianya merupakan satu kunci untuk roh bebas terbang kepada Allah SWT. Apabila mereka menjauhkan diri atau melanggar peraturan-peraturan Allah dan menurut akal mereka, sebenarnya mereka menguncikan diri mereka di dalam sangkar. Inilah hakikat kehidupan manusia. Sehinggalah mereka dapat melihat ketika menghadapi sakaratul maut, baru mereka akan sedar. Ketika itu, ia sudah tidak berguna lagi.

Apabila seseorang itu mencintai harta, maka dia akan menjadi hamba kepada harta. Kalau dia mencintai pangkat, dia akan menjadi hamba kepada pangkat itu. Begitu juga, mencintai kaum keluarga, sanak saudara atau lain-lainnya, maka jadilah dirinya hamba kepada apa yang dicintainya. Sebaliknya, sesiapa yang mencintai Allah, dia akan bermujahadah dengan hawa nafsunya dan membebaskan diri dari belenggu yang mengikat rohaninya untuk mencintai Allah. Hanya kekasih Allah-lah memiliki hati yang mencintai-Nya, sentiasa mengingati-Nya, mencintai akhirat dan menangis kerana takut kepada-Nya. Pecah tumit kakinya kerana berdiri di malam hari menghadap Allah dengan rasa kehambaan. Perasaan kecintaan dan kehambaan yang tinggi kepada Allah menyebabkannya mengambil kehidupan dunia dengan amat sederhana.

Islam telah berjaya menguasai dunia dan menjadi model kepada kehidupan manusia. Islam telah menjadi kuasa yang amat ditakuti dan disegani kerana bukan sahaja menjadi contoh dalam aspek kerohanian tetapi juga dari segi akhlak peribadi dan pendidikan anak-anak. Rumahtangga orang Mukmin tertumpu kepada tujuan mencari cinta Allah. Suami menjadi pemimpin isteri, manakala isteri menjadi penasihat kepada suami dan mendidik anak-anak. Malah Islam telah berjaya melahirkan generasi contoh dalam pengurusan kehidupan manusia seperti dalam urusan ekonomi, politik, pentadbiran negara, intelektual, sosial dan sebagainya. Generasi ini menterjemahkan Islam yang syumul secara praktikal dan membincarakan permasalahan kehidupan manusia seperti kesucian diri dari hadas kecil hingga kepada kesucian pentadbiran negara dan dunia.

Sesungguhnya tidak ada jalan lain untuk melahirkan kembali generasi contoh yang hebat ini melainkan mengikuti kembali jalan-jalan mereka, peribadi, akhlak, ibadah, mujahadah dan pengorbanan jihad mereka. Mereka telah dididik oleh Rasulullah SAW dengan keimanan makrifatullah, keimanan yang hakiki. Diwajibkan ke atas mereka melakukan Qiamullail untuk melahirkan kecintaan kepada Allah, hati yang hidup dengan Allah. Mereka ditarbiyah dengan sentiasa membaca Al-Quran dan menghadiri majlis-majlis tazkirah untuk melahirkan dan menguatkan perasaan cinta kepada Allah. Kecintaan mereka ialah kecintaan kepada hati yang dzauq dan tubuh badan yang sihat. Segalanya berpunca dari hati sebab itu hati mestilah diutamakan dalam pendidikan manusia.
 
                            
 
                            
 


YANG MEMBATALAKAN IMAN



PERKARA YANG MEMBATALAKAN IMAN

Berikut adalah pengertian ringkas mengikut istilah syara’ :

  1. SYIRIK :( شريك ) Menyengutukan [ menyamakan ] Allah dengan sesuatu makhluk.
  2. KUFUR : ( كفور )Seseorang yang tidak beriman dengan Rukun Iman dan Rukun Islam atau salah satu daripada rukun tersebut.
  3. RIDDAH : :( ردة ) Seseorang yang beriman tetapi telah berubah dan tidak percaya lagi kepada Rukun Iman dan Rukun Islam.
  4. NIFAQ :( نفاق ) Seseorang yang menzahirkan keislamannya tetapi pada hatinya kufur.
  5. KHURAFAT : ( خرافة )Sesuatu kepercayaan atau amalan yang bertentangan dengan aqidah dan syariat Islam.
  6. SIHIR :(سيحير ) Perkara yang luar biasa atau perbuatan yang dibantu oleh makhluk halus.

Syirik terbahagi kepada dua bahagian :

            i) Syirik Jalli [ Nyata ] : ( شريك جلى )Menyengutukan Allah seperti menyembah sesuatu selaian dari Allah.

            ii) Syirik Khafi [tersembunyi ] :(شريك خفى ) Menyengutukan Allah dengan tidak nyata atau tersembnyi tanpa disedari seperti ria’, takbur, sombong kepada Allah.

Jenis-jenis Kufur dan sebab berlakunya kekufuran:

a)     Kufur Aqidah :Tidak beriman kepada Rukun Iman  atau tidak beriman dengan salah satu daripadanya.
b)    Kufur Syariat : Menafikan atau mengingkari hukum Allah atau syariat Allah. Contohnya mengatakan solat tidak wajib.
c)     Kufur Akhlak : mengamalkan amalan larangan Allah dengan sengaja.Contohnya mendedahkan aurat berterusan dengan sengaja.Hukumnya berdosa tetapi tidak membatalkan iman.

Jenis-jenis Kafir

1. Kafir Zimmi :  ( كافر ذ مى )
Orang kafir yang menetap di Negara Islam dan mematuhi undang-undang .Mereka wajib dilindungi dan dikenakan jizyah ( cukai diri ).

2. Kafir Mustakmin ; ( كافر مستأ من )
Orang kafir yang mendapat perlindungan pemerintah Islam. Mereka berhak mendapat perlindungan dan tidak boleh dicerobohi.Mereka dikenakan bayaran ufti ( bayaran perlindungan atau jaminan.

3. Kafi Ma’ahad : ( كافر معهد )
Orang kafir yang telah membuat perjanjian damai seperti mengadakan hubungan diplomatik dengan Negara Islam mengikut syarat persetujuan bersama.Mereka tidak boleh diperangi selagi mereka patuh kepada perjanjian.

4. Kafir Harbi : ( كافر حربى )
Orang kafir yang menjadi musuh Islam di mana mereka memerangi orang Islam atau Negara Islam.Mereka boleh diperangi jika ada bukti yang mereka mengancam Negara Islam.



Saturday, 25 August 2012

Meniti Titian Sebenar: Ummahatul mukminin sekadar gelaran tanpa kemuliaan...

Meniti Titian Sebenar: Ummahatul mukminin sekadar gelaran tanpa kemuliaan...: Kebencian syiah imamiyah kepada isteri-isteri nabi tidak dapat disembunyikan lagi. Salah satu ...

CARA PENGURUSAN MAYAT


CARA-CARA PENGURUSAN MAYAT
(memandi, mengapan, sembahyang dan kebumi)
Oleh : Haji Muhammad B. Haji Abdul Rahman
Ketua Bahagian Penyelidikan dan Dakwah JHEUIK
Dikeluarkan oleh :
Jabatan Hal Ehwal Ugama Islam Kelantan
بسم الله الرحمن الرحيم
الحمد لله الذي جعلنا من عباده المؤمنين ، ووفقنا لإقامة الدين ، والصلاة والسلام على سيدنا محمد القائل من يرد الله به خيرا يفقهه في الدين ، وعلى آله وصحبه أجمعين .
Risalah kecil ini datang menemui adik-adik saudara kaum muslimin bagi menjelaskan cara-cara urusan fardhu kifayah yang mesti disempurnakan oleh orang-orang Islam terhadap seseorang Islam yang telah mati sama ada kecil atau besar, lelaki maupun perempuan, kita sedia maklum dan percaya setiap yang hidup pasti akan berkesudahan dengan mati . Firman Allah SWT :
Ertinya : Tiap-tiap yang bernyawa akan merasai mati, dan bahawa pada hari kiamat sahajalah akan disempurnakan balasan amalan kamu, ketika itu sesiapa yang dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam Syurga maka sesungguhnya ia telah berjaya dan (ingatlah bahawa) kehidupan di dunia ini (meliputi segala kemewahannya dan pangkat kebesarannya) tidak lain hanyalah kesenangan bagi orang yang terpedaya.
Hidup lawannya mati, selepas mati kemudian manusia akan dibangkit hidup semula pada hari kiamat bagi menerima balasan di atas segala amalan dan perbuatannya di dunia ini.
Sabda Nabi SAW :
عن عرو بن ميمون الأودي , رضي الله عنه , قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم لرجل وهو يعظه إغتنم خمسا قبل خمس , شبابك قبل هرمك , وصحتك قيل سقمك , وغناك قبل فقرك , وفراغك قبل شغلك , وحياتك قبل قومك .
Ertinya : Daripada Amru Bin Maimun Al-Aidi R.A, katanya Rasulullah S.A.W ada bersabda kepada seorang, menasihatkannya : "Rebutlah peluang lima keadaan sebelum datangnya keadaan yang lain, keadaan mudamu sebelum datang keadaan tuamu dan keadaan sihatmu sebelum datangnya keadaan sakitmu, dan keadaan berada (kaya)mu sebelum datangnya keadaan fakir (berhajat)mu dan keadaan lapangmu sebelum datangnya keadaan sibukmu, dan keadaanmu masih hidup sebelum datangnya matimu. (hadis riwayat At-tirmizi).
Dan Sabda Nabi SAW lagi :
اكيس الناس اكثرهم ذكر الموت واشدهم استعدادا له اولئكهم الاكياس , ذهبوا بشرف الدنيا وكرامة الأخرة .
Ertinya : Secerdik-cerdik manusia ialah yang terbanyak ingatannya kepada mati serta yang terbanyak persiapannya untuk menghadapi mati itu, mereka itu ialah orang-orang yang benar-benar cerdik. Dan mereka akan pergi ke alam akhirat (alam baqa') dalam keadaan mulia di dunia dan membawa iman dan amalan yang akan memberi kemuliaan di akhirat (beramal sempurna untuk mendapat balasan di akhirat tanpa meninggal nikmatnya di dunia).
PERKARA-PERKARA YANG WAJIB TERHADAP ORANG MATI
Perkara-perkara yang wajib terhadap orang mati (fardu kifayah) empat perkara :
  1. Memandikan mayat.
  2. Mengapankannya.
  3. Sembahyang ke atasnya.
  4. Mengebumikannya.
 1. Memandikan Mayat
Salah satu daripada mandi yang diwajibkan ialah memandikan mayat dan adalah fardu kifayah dan disyaratkan :
1.      Mayat itu mayat orang Islam.
2.      Mayat itu ada tubuh walau sedikit sekalipun.
3.      Mayat itu bukan mati syahid ma'rakah.
Cara Memandikan Mayat
Sebelum seorang mayat dimandikan perlu disediakan lebih dahulu beberapa perkara supaya setelah dimandikan dapat di kapan kemudian di sembahyang dan dibawa ke kubur untuk disemadikan (dikebumikan) tanpa kelengahan lagi itu :
  1. Disediakan air mutlak secukupnya.
  2. Air daun bidara atau sabun mandi.
  3. Air kapur baruh. Ketiga perkara ini alat untuk memandikan mayat.
  4. Kain kapan secukupnya.
  5. Kapas satu bungkus.
  6. Air mawar.
  7. Serbuk pewangi (debu kayu gaharu atau lainnya).
  8. Pengusung mayat (keranda).
  9. Kayu tudung liang lahad atau lung.
  10. Kain untuk tudung keranda atau pengusung untuk diusung ke kubur.
  11. Ugupan (kemenyan) dan bekas bara api.
Setelah semua perkara di atas sudah ada dan orang yang hendak sembahyang pun ada, mayat dibawa masuk ke bilik mandi atau di mana-mana tempat yang sesuai untuk dimandikan mayat, mula-mula : 
  1. Disalinkan pakaiannya (pakaian-pakaian basahan).
  2. Diletakkan di atas tempat tinggi atau di riba oleh keluarganya. Dan orang yang memandikan mayat seelok-eloknya memakai sarung tangan.
  3. Dibersihkan najis pada tubuh jika ada.
  4. Dihilangkan perkara yang menegah sampai air ke seluruh badannya.
  5. Diangkatkan sebelah atas tubuhnya (sebelah kepala) dan disandarkan punggungnya ke paha atau sesuatu. Dan diurutkan atas perutnya kemudian ditekan sedikit dengan perlahan-lahan supaya keluar kekotoran yang patut keluar dari duburnya (Nguwam) kemudian dibasuh duburnya seperti biasa.
  6. Mayat ditelentangkan, dimandikan dengan air mutlak meratakan tubuhnya dan digosok, seperti mandi wajib daripada janabat, haid atau sebagainya, supaya meratai air ke seluruh badan termasuk celah-celah paha. Lipatan-lipatan dan sebagainya.
  7. Disugikan mulutnya dengan benda lembut seperti kain putih yang disediakan khas baginya dan dicungkilkan di celah-celah kuku jika perlu, dan diselati celah-celah jari atau janggutnya jika ada dan perlu disisir rambutnya.
  8. Kemudian dibalik badannya sebelah kanan ke atas sebelah kiri ke bawah dicucur air mutlak, digosok-gosok dan dicucur air hingga rata.
  9. Dibalik pula tubuhnya. Supaya sebelah kiri ke atas dan sebelah kanan ke bawah dan dicucuri air supaya meratakan semua tubuhnya. Semasa melintang, menyenggeng hendaklah digosok tubuhnya supaya hilang segala kekotoran dan disertakan dengan air daun bidara atau kapur baruh atau sabun bagi memudahkan hilang kekotoran daki jika ada.
Sekali rata semua tubuh sekali. Kemudian dicucur lagi hingga tiga kali rata air rata, kemudian dicucur air daun bidara diakhiri dengan air kapur baruh (semolek-moleknya 3 kali).
 Orang yang berhak memandikan mayat
Orang yang lebih utama memandikan mayat ialah keluarganya (warisnya) yang terdekat jika ia pandai memandikan mayat, jika tidak keluarganya yang lebih dan beramanah walau macam mana sekalipun mayat lelaki hendaklah dimandikan oleh orang lelaki atau isterinya atau orang yang haram nikah dengan si mati, begitu juga mayat wanita hendaklah dimandikan oleh wanita atau suaminya atau orang yang haram nikah dengannya.
Jika ketiadaan mereka-mereka seperti ini ditayamumkan sahaja, seperti mayat perempuan tidak ada orang perempuan atau suaminya atau mahramnya begitu juga sebaliknya.
Setelah selesai mandi disalin kain basahan itu dan dilapkan tubuhnya dengan kain yang bersih.
Semasa menukar pakaian dan semasa memandikan, wajib dijaga jangan terbuka auratnya dan di tempat memandikan mayat sama ada bilik atau tidak hanya orang yang perlu sahaja boleh masuk kerana jaga aurat si mati dan seorang kerabatnya yang terdekat.
2. Fardu Kifayah yang kedua terhadap mayat orang Islam ialah kapan.
 Setelah selesai dimandikan dan disalin kainnya dengan kain yang bersih mayat dikapankan iaitu :
  1. Kain kapan telah disediakan, yang wajibnya selapis bagi lelaki dan perempuan. Dan afdal bagi lelaki tiga lapis bungkus lepuk (tanpa baju dan serban) menggunakan kain kapan berwarna putih menutup seluruh badannya dan salah satu daripadanya kain pakai atau tiga lapis selain daripada kain pakai dan boleh dipakai baju dan serban dengan dua lapis kain kapan yang lain.
Manakala bagi mayat perempuan afdal lima lapis iaitu kain pakai di pinggang, baju, telekung atau kain tudung kepala dan dua lapis kain kapan yang lain menutup semua tubuhnya (badan mayat). 
  1. Kain kapan dihampar sehelai demi sehelai dan ditaburkan di atasnya dengan serbuk pewangi seperti debu kayu gaharu atau kapur baruh atau sebagainya dialas di atas kain kapan dengan kapas dan direnjis air mawar atau sebagainya.
  1. Mayat lelaki dipakai kain lebih dahulu baru diletak di atas kain kapan tersebut, kedua tangan mayat diletak ke atas badannya, tangan kanan diletak di atas di atas tangan kirinya seperti semasa kiam sembahyang atau kedua-dua tangannya diluruskan menurut badannya.
Dan bagi mayat perempuan dipakai kainnya, bajunya lebih dahulu kemudian baru diletak di atas kain kapan yang terhampir itu. Tangannya diletak sama seperti lelaki juga kemudian dipakai telekung atau kain tudung kepala.
  1. Kapas digunakan untuk menutup lipatan-lipatan badan, sendi-sendi dan muka si mati sebelum dibungkus dengan kain kapan.
  1. Kain kapan hendaklah ditutup (dibalut tubuh si mati) selapis demi selapis kemudian diikat dengan tali daripada kain putih juga jika ada supaya tidak terbuka. Sebaik-baik ikatan lima ikatan ; di bahu, di punggung, di betis, di hujung kepala dan hujung kaki. Ikatan itu dibuka semasa hendak dikebumikan dan setelah dimasukkan ke dalam kubur.
3. Fardu Kifayah yang Ketiga
Fardu kifayah yang ketiga wajib dilakukan ke atas mayat orang Islam ialah sembahyang iaitu setelah selesai kapan, mayat diletakkan di tempat yang suci atau di dalam usungan. Jika mayat lelaki kepalanya di sebelah kiri orang yang hendak sembahyang ke atasnya, dan kakinya di sebelah kanan mereka tersebut. 
Dan jika mayat perempuan adalah sebaliknya dan diletak terlentang melintang kiblat di sebelah hadapan. Orang hendak sembahyang ke atasnya dan ditudung dengan kain yang bersih. 
Rukun Sembahyang Mayat
Rukun sembahyang mayat tujuh perkara :
  1. Niat sembahyang ke atas mayat.
  2. Takbir Allahuakbar empat kali.
  3. Berdiri betul bagi orang yang berkuasa.
  4. Membaca Al-Fatihah selepas Takbiratul Ihram.
  5. Berselawat ke atas Nabi SAW selepas takbir kali yang kedua.
  6. Doa bagi si mati selepas takbir yang ketiga.
  7. Memberi salam "Assalamualaikum warahmatullah" selepas takbir yang keempat.
 Cara-cara sembahyang ke atas mayat
Mula-mula berdiri betul dan bertakbiratul Ihram "Allahuakbar" disertakan dengan niat iaitu jika mayat orang lelaki :
أُصَلِّي عَلَى هَذَا الْمَيِّتِ أَرْبَعَ تَكْبِيْرَاتٍ ِللهِ تَعَالَى
Ertinya : Sengaja aku sembahyang di atas ini mayat lelaki empat takbir kerana Allah Taala. 
Jika mayat perempuan dewasa lafaz niatnya :
أُصَلِّي عَلَى هَذِهِ الْمَيِّتَةِ أَرْبَعَ تَكْبِيْرَاتٍ ِللهِ تَعَالَى
Ertinya : Sengaja aku sembahyang di atas ini mayat perempuan empat takbir kerana Allah Taala.
Dan lafaz niat bagi mayat kanak-kanak lelaki :
أُصَلِّي عَلَى هَذَا الْمَيِّتِ الطِّفْلِ أَرْبَعَ تَكْبِيْرَاتٍ ِللهِ تَعَالَى
Ertinya : Sengaja aku sembahyang di atas ini mayat kanak-kanak lelaki empat takbir kerana Allah Taala. 
Dan jika mayat kanak-kanak perempuan lafaz niatnya :
أُصَلِّي عَلَى هَذِهِ الْطِّفْلَةِ أَرْبَعَ تَكْبِيْرَاتٍ ِللهِ تَعَالَى
Ertinya : Sengaja aku sembahyang di atas ini mayat kanak-kanak perempuan empat takbir kerana Allah Taala. 
Dan lafaz niat bagi sembahyang mayat yang ghaib :
أُصَلِّي عَلَى مَيِّتِ فُلاَنٍ بْنِ فُلاَنٍ الْغَائِبِ أَرْبَعَ تَكْبِيْرَاتٍ ِللهِ تَعَالَى
Ertinya : Sengaja aku sembahyang mayat si anu anak si anu yang ghaib empat takbir kerana Allah Taala. 
Jika mayat ghaib itu perempuan :
أُصَلِّي عَلَى مَيِّتَةِ فُلاَنَةٍ بْنِت فُلاَنٍ الْغَائِبَةِ أَرْبَعَ تَكْبِيْرَاتٍ ِللهِ تَعَالَى
Ertinya : Sengaja aku sembahyang mayat si anu anak perempuan si anu yang ghaib empat takbir kerana Allah Taala. 
Semua lafaz ini bagi sembahyang berseorangan, jika berimam sebut jadi imam atau mengikut imam mana yang berkenaan.
(اِمَامًا ِللهِ تَعَالَى)
Atau
(مَأْمُوْمًا ِللهِ تَعَالَى)
Jika mayat yang hadir itu ramai, lafaz niatnya :
أُصَلِّي عَلَى هَؤُلاَءِ الأَمْوَاِتِ أَرْبَعَ تَكْبِيْرَاتٍ ِللهِ تَعَالَى
Ertinya : Sengaja aku sembahyang di atas semua mayat ini empat takbir kerana Allah taala. 
Jika seorang diri tetapi jika berimam sama seperti lafaz di atas tadi menyebut imam atau mengikut imam. 
Selepas takbiratul Ihram baca surah Al-Fatihah dari awal hingga akhirnya, setelah habis Fatihah takbir kali yang kedua "Allahuakbar" 
Selepas takbir ini berselawat ke atas Nabi SAW iaitu seperti :
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
Dan sunat ditambah
كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْم وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ , وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَّجِيْدٌ .
Kemudian takbir kali yang ketiga, selepas takbir ini baca dengan doa bagi mayat seperti:
اللّهُمّ اغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ وَعَافِهِ. وَاعْفُ عَنْهُ.
Dan sunat menambah
وَأَكْرِمْ نُزُلَهُ. وَوَسِّعْ مُدْخَلَهُ. وَاغْسِلْهُ بِالْمَاءِ وَالثّلْجِ وَالْبَرَدِ, وَنَقِّهِ مِنَ الْخَطَايَا كَمَا نَقَّيْتَ الثَّوْبَ الأَبْيَضَ مِنَ الدَّنَسِ. وَأَبْدِلْهُ دَاراً خَيْراً مِنْ دَارِهِ. وَأَهْلاً خَيْراً مِنْ أَهْلِهِ وَزَوْجَاً خَيْراً مِنْ زَوْجِهِ. وَأَدْخِلْهُ الْجَنَّةَ وَأَعِذْهُ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَفِتْنَتِهِ وَ مِنْ عَذَابِ النَّارِ .
Ertinya : Ya Allah ampunilah baginya dan muliakanlah tempatnya dan lapangkanlah tempat masuknya (di dalam kubur) dan mandikanlah dia dengan air salji dan air dingin (embun) dan bersihkanlah dia daripada kesalahan (dosa) seperti dibersihkan kain putih daripada kekotoran dan gantikanlah tempat yang lebih baik daripada tempat tinggalnya dan ahli (keluarga) yang lebih baik daripada ahlinya dan sahabat yang lebih baik daripada sahabatnya dan masukkanlah dia ke dalam syurga dan lindungkan dia daripada seksa kubur dan seksa neraka. 
Ini lafaz doa bagi mayat lelaki jika perempuan semua ha' dhomir ditukar kepada haa seperti :
اللّهُمّ اغْفِرْ لَهَا وَارْحَمْهَا وَعَافِهَا. وَاعْفُ عَنْهَا
Dan seterusnya kecuali :
وَفِتْنَتِهِ
Dikekalkan hi berbaris di bawah iaitu :
وَأَعِذْهَا مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَفِتْنَتِهِ وَ مِنْ عَذَابِ النَّارِ
Dan jika mayat kanak-kanak lelaki doanya :
اَللَّهُمَّ اجْعَلْهُ فَرَطًا ِلأَبَوَيْهِ , وَسَلَفًا وَذُخْرًا وَعِظَةً وَاعْتِبَارًا وَشَفِيْعًا وَثَقِّلْ بِهِ مَوَازِيْنَهُمَا , وَأَفْرِغِ الصَبْرَ عَلَى قُلُوْبِهِمَا وَلاَ تَفْتَنْهُمَا بَعْدَهُ , وَلاَ تَحْرِمْهُمَا أَجْرَهُ .
Dan doa bagi mayat kanak-kanak perempuan : 
اَللَّهُمَّ اجْعَلْهَا فَرَطًا ِلأَبَوَيْهَا , وَسَلَفًا وَذُخْرًا وَعِظَةً وَاعْتِبَارًا وَشَفِيْعًا وَثَقِّلْ بِهَا مَوَازِيْنَهُمَا , وَأَفْرِغِ الصَبْرَ عَلَى قُلُوْبِهِمَا وَلاَ تَفْتَنْهُمَا بَعْدَهَا , وَلاَ تَحْرِمْهُمَا أَجْرَهَا .
Selepas itu takbir "Allahuakbar" kali yang keempat kemudia membaca doa :
اَللَّهُمَّ لاَ تَحْرِمْنَا أَجْرَهُ وَلاَ تَفْتِنَّا بَعْدَهُ وَاغْفِرْ لَنَا وَِلإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالإِيمَانِ وَلاَ تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلاًّ لِلَّذِينَ ءَامَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ
Doa ini kepada mayat lelaki dan jika mayat perempuan dhomir berbaris hadapan di ganti dengan haa seperti : 
اَللَّهُمَّ لاَ تَحْرِمْنَا أَجْرَهَا وَلاَ تَفْتِنَّا بَعْدَهَا
Dan seterusnya.
Ertinya : Ya Allah, janganlah Engkau tahankan kami ganjaran pahalanya dan janganlah Engkau fitnahkan kami selepas kematiannya, ampunilah kami dan juga dia yang telah mati dan ampunilah saudara-saudara kami yang telah mendahului kami dengan beriman dan jangan Engkau jadikan di dalam hati kami kebencian / kecemburuan terhadap orang-orang yang beriman sesungguhnya Engkau Maha Lemah-lembut lagi Pengasih dan Penyayang.
Doa ini sunat jua tidak rukun.
Kemudian memberi salam "Assalamualaikum warahmatullah" seperti lain-lain sembahyang jua iaitu disudahi dengan memberi salam.
Setelah selesai sembahyang dengan memberi salam baca Al-fatihah dan dibaca doa bagi si mati
اَللَّهُمَّ اجْعَلْ قَبْرَهُ رَوْضَةً مِنْ رِيَاضِ الْجَنَّةِ , اَللَّهُمَّ أَنْتَ رَبُّهُ وَأَنْتَ خَلَقْتَهُ وَأَنْتَ هَدَيْتَهُ لِلإِْسْلاَمِ وَأَنْتَ قَبَضْتَ رُوْحَهُ وَأَنْتَ أَعْلَمُ بِسِرِّهِ وَعَلاَنِيَتِهِ وَقَدْ جِئْنَاكَ شُفَعَاءَ لَهُ وَِلاِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِالإِيْمَانِ وَلاَ تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلاًّ لِلَّذِيْنَ آمَنُوْا رَبَّنَا إِنَّك رَؤُوْفٌ رَّحِيْم , وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ , سُبْحَانَكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
Lafaz doa ini bagi mayat lelaki, jika mayat perempuan diubah dhomir "hu" itu kepada "haa" seperti :
اَللَّهُمَّ اجْعَلْ قَبْرَهَا - اَللَّهُمَّ أَنْتَ رَبُّهَا - وَأَنْتَ خَلَقْتَهَا
Atau doa ini : 
اَللَّهُمَّ هَذَا عَبْدُكَ وَابْنُ عَبْدَيْكَ , خَرَجَ مِنْ رَوْحِ الدُّنْيَا وَسَعَتِهَا , وَمَحْبُوْبِهِ وَأَحِبَّائِهِ فِيْهَا إِلَى ظُلْمَةِ الْقَبْرِ وَمَاهُوَ لاَقِيْهِ , كَانَ يَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اَنْتَ وَحْدَكَ لاَ شَرِيْكَ لَكَ , وَأَنَّ مُحَمَّدً عَبْدُكَ وَرَسُوْلُكَ , وَأَنْتَ أَعْلَمُ بِهِ مِنَّا .
اَللَّهُمَّ إِنَّهُ نَزَلَ بِكَ وَأَنْتَ خَيْرُ مَنْزُوْلٍ بِهِ , وَأَصْبَحَ فَقِيْرًا إِلَى رَحْمَتِكَ , وَأَنْتَ غَنِيٌّ عَنْ عَذَابِهِ , وَقَدْ جِئْنَاكَ رَاغِبِيْنَ إِلَيْكَ , شُفَعَاءَ لَهُ.
اَللَّهُمَّ إِنْ كَانَ مُحْسِنًا فَزِدْ فِيْ إِحْسَانِهِ , وَإِنْ كَانَ مُسِيْئًا فَتَجَاوَزَ عَنْهُ , وَلَقِّهِ بِرَحْمَتِكَ رِضَاكَ , وَقِهِ فِتْنَةَ الْقَبْرِ وَعَذَابِهِ . وافْتَحْ لَهُ فِيْ قَبْرِهِ , وَجَافِ اْلأَرْضَ عَنْ جَنْبَيْهِ ، وَلَقِّهِ بِرَحْمَتِكَ اْلأَمْنَ مِنْ عَذَابِكَ حَتىَّ تَبْعَثَهُ إِلَى جَنَّتِكَ يَااَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ .
Doa ini untuk si mati lelaki, jika si mati perempuan, maka lafaz doanya sebagai berikut : 
اَللَّهُمَّ هَذَهِ اَمَتُكَ وَبِنْتُ عَبْدَيْكَ , خَرَجَتْ مِنْ رَوْحِ الدُّنْيَا وَسَعَتِهَا , وَمَحْبُوْبِهَا وَأَحِبَّائِهَا فِيْهَا إِلَى ظُلْمَةِ الْقَبْرِ وَمَاهِيَ لاَقِيَتْهُ , كَانَتْ تَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اَنْتَ وَحْدَكَ لاَ شَرِيْكَ لَكَ , وَأَنَّ مُحَمَّدً عَبْدُكَ وَرَسُوْلُكَ , وَأَنْتَ أَعْلَمُ بِهَا مِنَّا .
اَللَّهُمَّ إِنَّهَا نَزَلَتْ بِكَ وَأَنْتَ خَيْرُ مَنْزُوْلٍ بِهَا , وَأَصْبَحَتْ فَقِيْرَةً إِلَى رَحْمَتِكَ , وَأَنْتَ غَنِيٌّ عَنْ عَذَابِهَا , وَقَدْ جِئْنَاكَ رَاغِبِيْنَ إِلَيْكَ , شُفَعَاءَ لَهَا.
اَللَّهُمَّ إِنْ كَانَتْ مُحْسِنَةً فَزِدْ فِيْ إِحْسَانِهَا , وَإِنْ كَانَتْ مُسِيْئَةً فَتَجَاوَزَ عَنْهَا , وَلَقِّهَا بِرَحْمَتِكَ رِضَاكَ , وَقِهَا فِتْنَةَ الْقَبْرِ وَعَذَابِهِ . وافْتَحْ لَهَا فِيْ قَبْرِهَا , وَجَافِ اْلأَرْضَ عَنْ جَنْبَيْهَا ، وَلَقِّهَا بِرَحْمَتِكَ اْلأَمْنَ مِنْ عَذَابِكَ حَتىَّ تَبْعَثَهَا إِلَى جَنَّتِكَ يَااَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ .
Beberapa perkara sunat bagi sembahyang jenazah
  1. Sunat bagi imam berdiri berbetulan dengan kepala mayat jika si mati itu lelaki, dan berdiri berbetulan dengan pinggang mayat jika si mati itu perempuan.
  1. Sunat sembahyang jenazah di masjid.
  1. Sunat berjemaah - makin ramai orang yang bersembahyang jenazah makin besar faedah dan kelebihannya. Bilangan sepatutnya tidak kurang daripada empat pulut orang dan jika boleh cukup seratus orang atau lebih.
  1. Mengangkat dua tangan semasa bertakbir pada tiap-tiap kali (sebanyak empat kali).
  1. Perlahankan bacaan.
  1. Membaca A'uzubillah sebelum bismillah.
  1. Sunat dijadikan tiga saf jika makmun ramai iaitu sekurang-kurang dua orang bagi satu-satu saf.
 4. Fardu kifayah yang keempat terhadap mayat orang Islam, mengebumikannya.
Iaitu apabila seorang Islam mati wajiblah ia dimandikan, dikapankan, disembahyangkan dan dikebumikan (dikuburkan).
Sekurang-kurang kubur yang wajib ialah yang dapat menahan daripada keluar bau dan terselamat daripada dibongkar oleh binatang buas. Dalamnya lebih daripada seperdirian manusia biasa sekadar setengah hasta dan sebaik-baiknya dibuat liang lahad (ini lebih afdal) iaitu dikorek lubang di sebelah kiblat lubang kubur sekadar termuat mayat jika tanah kubur itu keras (liat) tetapi jika tanah itu perus (mudah runtuh) memadai digali di tengah-tengah lubang kubur itu seperti parit bagi memudahkan letak mayat.
Cara menurunkan mayat ke dalam kubur
Mayat hendaklah diusung dan dimasukkan pengusung ikut sebelah kaki kubur dan diletakkan mayat yang di dalam pengusung itu di tepi kubur (sebelah balik kaki kubur) dan dikeluarkan mayat daripada pengusung itu kepada terus diturunkan ke dalam kubur dan ditarik pengusung ikut sebelah kaki mayat. Mayat sunat disambut oleh tiga orang di dalam kubur, semuanya lelaki tidak kecuali mayat lelaki atau perempuan. Sebaiknya kerabat si mati yang lebih dekat kalau mayat itu perempuan yang bersuami salah seorang ialah suaminya sendiri. Mayat diletak dalam liang lahad dengan mengadap kiblat iaitu menyenggeng di atas lambung kanan atau tengah lorong yang dibuat di tengah lubang kubur dengan cara yang sama dan ditutup dengan papan atau long mana yang berkenaan.
Disunatkan semasa memasuk mayat ke dalam kubur membaca :
1.بِسْمِ اللهِ عَلَى مِلَّةِ رَسُوْلِ اللهِ
2. مِنْهَا خَلَقْنَاكُمْ , وَفِيْهَا نُعِيْدُكُمْ ، وَمِنْهَا نُخْرِجُكُمْ تَارَةً أُخْرَى
Dan sunat diraup tanah tiga kali raup- raup yang pertama di baca مِنْهَا خَلَقْنَاكُمْ dan dijatuhkan tanah itu ke dalam kubur dan diraup kali kedua baca وَفِيْهَا نُعِيْدُكُمْ dan dijatuhkan ke dalam kubur, diraup kali ketiga baca وَمِنْهَا نُخْرِجُكُمْ تَارَةً أُخْرَى dan dijatuhkan ke dalam kubur juga.
Semasa menurunkan mayat sunat ditudung dengan kain di atas muka kubur lebih-lebih lagi (sunat muakkadah) jika mayat itu mayat perempuan atau khunsa.
Kubur sunat dikambus dan ditinggikan sedikit sekadar sejengkal tetapi tidak membusut tinggi bahkan seperti sutuh. 
الحمد لله اولا واخرا والصلاة والسلام على رسوله المصطفى وعلى آله وصحبه أجمعين والحمد لله رب العالمين .